Assalamualaikum wr wb, selamat pagi.
Sesuai judulnya, sekarang aku mau tulis sesuatu mengenai lecture yang bagi aku bakalan jadi kuliah yang sulit dilupakan :D
Aku menyelesaikan S1 di fakultas ini selama 3,5 tahun. Selama 3,5 tahun itu, ada begitu banyak lecture yang aku lalui dengan semangat yang berbeda beda hahaha..
kadang turun kadang turun banget *eh. Engga deng, harus semangat atuh. Jujur, kuliahnya seru banget dan semakin belajar, aku jadi semakin minder karena rupanya di dunia ini banyak pengetahuan tentang "human" yang tidak habis-habis untuk dianalisis.
Salah satu ilmu yang ingin aku bahas di sini adalah modul PAI7.
Bukan pelajaran agama islam biasa.
Ini berkaitan dengan ilmu-ilmu kedokteran yang dibahas dari ranah keagamaan.
Modul ini dilaksanakan di lantai 3 seinget aku. Kadang lantai 1. Kadang lantai 8.Di sana kita semua mahasiswa diminta perwakilan kelompok untuk presentasi di depan dosen. Waktu itu, kita semua lagi bahas tentang Rokok dan Kesehatan ditinjau dari segi islam.
Suasana lecture itu kalau sedang presentasi memang adem ayem aja, tapiiii kalau udah sesi tanya jawab ... mulai deh bakalan ada diskusi dan debat antar mahasiswa. Seisi ruangan berdebat tentang halal-haramnya rokok, dan semua orang sepakat bahwa rokok itu masih bisa dikatakan makruh. (walaupun sebenernya kan kalau merokok itu sama saja mendzalimi diri sendiri dan orang sekitarnya sih ya hmmm)
Nah kalau aku ngapain? Aku tuh kalau diibaratkan orang-orang di situs kaskus, aku tuh sebagai salah satu dari silent readers yang suka bilang "Ijin nyimak, gan" HAHAHA, yap betul. Aku mah cuma mendengarkan aja, soalnya materinya bukan kapasitas aku.
Di tengah perdebatan itu, dosen aku akhirnya bicara. Nasihat dari beliau ini bakalan selalu aku ingat.
"Coba kalian pikirkan," Beliau berusaha memutus perbedaan pendapat yang terjadi antar mahasiswa seangkatan aku. "Kita ini hidup mencari apa sih? Adakah hal lain yang kita cari, selain ampunan Allah? Kira-kira, apakah dengan tetap menjalankan hal yang makruh secara sengaja, Allah akan memberi ampunan? Coba pikirkan,"
"Kalau kita flashback ke zaman sahabat-sahabat Rasulullah salallahualaaihi wassalam, kira-kira kubu mana yang akan merokok? Apakah abu lahab ataukan abu bakar? Apakah orang kafir ataukah justru orang soleh? Coba pikirkan."
Suasana seruangan langsung hening. Ah pertanyaan tersebut memang sangat menohok pikiran kita semua.
Terus ada satu materi lagi yang gabisa aku lupain haha.
Materi itu tentang hubungan Tahajud dengan kesehatan
Sempat terjadi perdebatan juga, tapi tidak seheboh waktu bahas rokok/
Dosen aku sempat bilang begini...
"Iya sih, masih banyak yang harus kita gali terutama mengenai penelitian yang dilakukan untuk cari tahu manfaat tahajud bagi kesehatan. Tapi ... kalaupun tahajud tidak ada manfaatnya bagi kesehatan.... apakah kalian akan meninggalkan tahajud? Saya rasa tidak. Saya rasa kita semua tidak akan melewatkan tahajud hanya gara-gara itu. Kita semua sama-sama tahu keutamaannya di sisi Rabb-kita."
Berlaku juga untuk puasa, solat subuh, dan sebagainya. Kalau kita memang melakukannya untuk Allah, mau ada manfaat untuk kesehatan atau tidaknya, itu tidak menjadi masalah. (walaupun sekali lagi, semua yang Allah perintahkan pasti membawa manfaat sehat untuk kita, baik jasmani maupun rohani).
Ya Allah, sebenernya di sini banyak nasihat-nasihat yang sulit untuk dilupakan. Tapi mungkin aku saat ini baru bisa nulis segitu.
Udahan dulu ya, selamat beraktivitas. Semoga Allah selalu memberi jalan terbaik untuk setiap tantangan yang kita hadapi. Aamiin.