Jumat, 08 April 2011

Gejala-gejala Dapat Ide

Assalamualaikum!

   Ide! Ide! Ide! Kalo nggak ada ide, nggak ada tulisan. Ide itu bisa datang kapan saja, di mana saja, pokoknya tanpa kita duga. Ada saatnya ide itu mengalir deras, karena Allah memang menghendaki kita untuk mendapatkannya, dan ada pula yang tersendat.
   Kalo aku ; Permulaan yang biasanya kerap kali muncul di kepalaku adalah : Sesuatu yang kusukai, atau yang sedang membuatku tertarik, sangat banyak bermunculan membentuk potongan-potongan adegan! Iya, seperti film! Nantinya semua itu akan mereka-reka membentuk suatu...alur. Lama kelamaan, aku mulai 'berkenalan' dengan tokoh utama, ia kunamai, dan secara otomatis aku merasa bisa membayangkan suaranya, atau bahkan mengetahui karakternya lebih dalam. Aku tahu kelemahan-kelemahannya, dan juga tahu kelebihan-kelebihannya. Aku tahu bagaimana cara ia berbicara, cara ia tersenyum, cara ia menangis, cara ia mengamuk, aku tahu itu! Sesusah itu, dengan sendirinya akan muncul bumbu pelengkap lainnya.
   Ah, entah mengapa...aku selalu tak henti merasakan banyak sekali adegan-adegan ini. Bahkan, sering kali saat aku sedang menyelesaikan suatu naskah, aku tiba-tiba saja kembali merasakan adegan-adegan yang tidak ada hubungannya dengan naskah yang sedang aku tulis, sehingga aku jadi 'serakah' ingin menulis dua naskah sekaligus. #Plak. Tetapi, aku mencoba sabar untuk menyelesaikan satu yang memang harus diselesaikan.
   Dan, begitulah seterusnya. Ide-ide itu seperti berebutan minta ditulis. Sepertinya Allah memang berbaik hati membiarkan virus-virus ide itu melekat di otakku. Karena, tiap kali aku mendapat sebuah ide cerita, ide itu kudapatkan satu paket, yaitu cerita awal hingga keseluruhannya, tanpa terkecuali. Jadi, aku jarang sekali mengalami yang namanya writers block.
   Saat menulis, mungkin aku kurang bisa mengendalikan mood. Sehingga aku merasa seperti diperbudak oleh mood-ku sendiri. Yang paling menyebalkan adalah ketika mood menulisku hilang. Aku harus apa? Maka kuselingi dengan membuat puisi-puisi, atau membaca sesuatu. Tetapi, ada juga saat-saat di mana mood menulisku itu hilang, dan aku tidak bisa menyelingi dengan membuat puisi. Aku berusaha berpikir, berpikir tentang sesuatu yang akan memicu kembali gairah menulisku. Tetapi itu sulit didapatkan karena mungkin memang suasana hatiku yang kurang baik.
   Ya, mood! Kumohon jangan halangi aku untuk menulis. Kumohon....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar